Pantai Remau Baku Tuo - Wina Syahril |
Hulla..!!
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh 🙏👋
Duh, rasanya lama banget gak nulis disini. Hohoho. Apapun, aku senang untuk mood dan ide yang tiba-tiba saja terlintas pagi ini utuk menulis di blog -padahal jadwal up novel di Wattpad hari ini loh. Padahal lagi nulisnya malam loh-. Semoga kamu yang sedang baca tulisanku ini selalu diberi kesehatan dan termotivasi hidupnya untuk menjadi lebih baik lagi, Yeyy 🤗.
Oke, Pantai Remau.
Pantai Remau itu adalah salah satu pantai yang berada di Kecamatan Sadu. Terletak di Desa Remau Baku Tuo, kira-kira 29 km dari pusat pemerintahan kecamatan (sumber : Monografi Desa Remau Bakutuo 2018). Mengikuti jejak saudara-saudaranya yang sebelumnya telah ku ceritakan, Pantai ini gak beda jauh kerennya dengan Si Eksotis Babussalam dan Si Selebriti Jadul, Ujung Jabung. Aku mengenal pantai ini kira-kira sepuluh tahun terakhir -ketika SMA-. Maklum lah, katak dalam tempurung cuma bisa melihat dari lubang tempurung doang. Waks.
Pantai Remau |
Pantai Remau, memiliki pantai yang luas dan landai. Pasirnya hitam, airnya kecoklatan. Di tepian pantai ditumbuhi pohon cemara yang menurutku vegetasinya lebih banyak dari Pantai Babussalam. Beberapa tahun terakhir, Pemerintah Desa membangun pendopo-pendopo kecil di tepian pantai sebagai tempat istirahat wisatawan yang datang kesana. Di banding keempat 'Maskot' wisata bahari-nya Sadu, Pantai Remau belum se-terkenal ketiga saudaranya. Termasuklah dalam hal ini Pantai Cemara yang jaraknya lebih jauh dari pusat pemerintahan -tapi tetap dekat di hati aku kok, fufufu-.
Pendopo di antara pepohonan cemara - Foto lama masih pake hape jadul |
Setiap lebaran, baik itu Idul Adha maupun Idul Fitri Pantai ini menjadi tempat liburan semua kalangan. Termasuklah Kawula muda (et dah!) yang hobi balap motor. Yap, tempat ini langganan banget jadi (apa sebutan untuk tempat balap motor ya?) lokasi untuk balap motor, hahhaha. Pantainya yang landai, luas dan struktur tanahnya berpasir -tapi gak muddy- (maksudnya motornya gak terbenam gitu loh, hahaha bahasaku Ya Allah 😌). Selain itu, jadi tempat mejeng dong. Kalo udah musimnya, disana kamu gak kesulitan menemukan pasangan muda-mudi, tua-tuir yang menikmati momen di pantai itu.
Wisatawan yang datang ketika libur lebaran Idul Adha. Pohon Cemaranya, rimbun kan? |
Pengunjung yang antusias menonton balap motor di Pantai Remau |
Pantai ini berhampiran dengan Taman Nasional Berbak loh. Dari pertama datang memasuki desa ini hal yang selalu membuatku berdebar adalah penampakan hutan yang keabu-abuan di sebelah kanan. Dingin, Kaku seolah menyimpan rahasia besar didalamnya. Melihatnya mengundang keingin tahuanku, bagaimana rasanya disana?. Mungkin tanaman disana gak ada yang hidup lagi setelah terjadi kebakaran beberapa tahun silam. Atau mungkin ada bibit-bibit kecil tumbuh di bawahnya yang gak terlihat. Pasti tempatnya menarik kan?. Jadi saksi hidup reinkarnasi pohon-pohon disana itu amazing pasti!.
Bicara Sejarah .
Nama Remau Baku Tuo (desa yang punya pantai ini loh) di ambil dari kata Remau yang berarti Harimau (Dulu banyak Harimau kali karena emang dekat dengan TNB) dan Baku Tuo yang berarti Bakau Tua (Menuju pantai kamu emang ketemu sama bakau-bakau tua ini). Katanya, dulu penduduknya rame. Mereka bermukim di tepi pantai dengan mata pencaharian sebagai nelayan dan bercocok tanam (Padi). Namun, beberapa dekade terakhir mereka banyak yang pindah karena ceritanya banyak serangan Bajak Laut. Ada ceritanya, si istri pergi nonton -jaman dulu kan yang punya tv satu dua orang- pulang-pulang suaminya udah tewas di pondok mereka. Mengerikan!. Jadi menurutku wajar-wajar aja sih kalo penduduk pada masa itu memilih pindah. Gara-gara itu jumlah penduduk di Desa Remau Baku Tuo berkurang. Hingga kini, udah mulai ramai lagi dengan datangnya orang-orang Bali dari Lampung untuk bermukim di desa itu (Orang Jawa ada juga sih).
Sepengetahuanku, orang-orang lama yang bermukim di Desa Remau Baku Tuo adalah orang Bugis. Mayoritas mereka bermukim di bagian hilir dekat pantai. Aku pernah bicara empat mata dengan Kepala Desa Remau Baku Tuo -Pak Ambo Tuo- (nggak ding, 20 mata karena ada Babinsa, dua tamu dari Provinsi, dua Petani dan satu wanita tani serta dua anaknya), ceritanya ya kayak yang aku cerita (apaan sih, Hahaha). Dia cerita banyak hal mengenai pantai dan rencananya kedepan untuk mengembangkan pantai itu menjadi tempat wisata yang lebih keren lagi. Dari pada itu, aku teringat ceritanya bahwa ada pemakaman lama di tepi pantai yang gak tau makam siapa aja disitu. Ngewrii 😱. Jadi, Garis pantai ini katanya (kubaca dan ku dengar dari pengamat lingkungan, siapa coba?) setiap tahun semakin naik dan mengurangi luas daratan. Aku pernah cerita itu terjadi di Pantai Ujung Jabung dan pasti terjadi juga di Pantai Remau. Nalarku jalan nih, kemungkinan besar pemakaman di tepi pantai itu adalah tempat pemakaman orang-orang pertama di desa yang katanya tinggal di pinggir pantai. Karena mereka pindah, makanya gak ada lagi sanak saudaranya. Lalu (Deh, aku merinding 😨) jujur seingatku aku pernah melintasi tempat itu bareng teman-teman SMA ketika hendak menuju Pantai Remau -di bagian huluan-. Nisan-nisan yang (duh, kok malah cerita mistis sih!). Oke ceritanya aku skip!.
Oh iya, petaniku (Karena aku Penyuluh di desa ini) nanam Kacang tanah dan kedele loh tak jauh dari pantai ini. Sebenarnya kalau dijadiin Agrowisata, pasti keren banget. Datang ke pantai, panen Kacang atau Jagung, bakar atau rebus sendiri. Selain itu sekitar 50 m (mungkin) dari tepi pantai ada lahan cetak sawah seluas 55 hektar. Jadi, kalau beruntung kamu bisa mendapatkan dua spot foto keren. Apalagi kalau musim padi sedang menguning. Ah, asik banget.
Nah, kan keren padinya kalo menguning gini. Dibelakangku, sudah kelihatan hutan mangrove dan suara ombak kedengaran dari sini. (Abaikan wajahku yang kusam dan hidungku yang ketarik pipi yak) |
Apa yang ada di pantai ini yang aku rekomend buat kamu-kamu yang baca dan ingin cari tempat liburan baru?. Ok, jangan harap Pendopo, karena udah gak ada lagi. Jangan harap ada tanaman Horti karena itu tergantung musim. Jangan pula berharap dapat dua spot foto Instagramable di lahan cetak sawah, karena beberapa tahun ini petani kami mengalami kegagalan (Gak apa-apa pak, asal jangan gagal dalam rumah tangga 😂). Aku rekomendasikan tempat ini bagi kamu yang ingin ketenangan, ingin pantai yang bersih, ingin balap motor, kemah, ataupun tempat reuni keren. Ah mungkin resepsi pernikanan yang romantis kalau mau 😍👩❤️💋👨.
Tertarik untuk mengunjunginya?
Jangan lupa untuk tinggalkan jejak setelah membaca ini yaa. 👇
Salam dari Sadu🙆
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Izin share kk ein, biar viral... 😁
BalasHapusJejak
BalasHapus